Dampak Engine Mounting Rusak
Sudah kodratnya engine mounting diciptakan untuk menjaga pondasi mesin mobil. Boleh saja mesin goyang reggae kala berakslerasi atau deselerasi, namun bodi mobil atau penumpang dilarang ikutan. Karet fleksibel namun kokoh ini bagai pagar menjaga tanaman. Sayang seiring umur yang bertambah, banyak gejala kerusakan yang setelah dianalisa, ternyata disebabkan engine mounting. Bukan hanya goyangan, namun juga mesin panas, pipa knalpot pecah hingga as roda yang rusak. Apa saja yang mesti diperhatikan sebelum terjadi pagar makan kebon?
Gerak Belakang
Pada mesin berpenggerak roda belakang, ciri masalah biasanya dimulai ketika mesin baru saja dihidupkan. Dari kolong, bisa terdengar suara gemeretak seperti halnya suara besi beradu. Jangan salahkan dudukan pengikat knalpot terlebih dulu. Jika karet pengikat memang tidak rusak. Bagian knalpot bisa berbunyi akibat goyangan mesin yang terlampau lentur. Tanda lainnya juga bakal terdengar suara gemeretak seperti saat mesin dimatikan.
Buat mesin yang masih mengandalkan kipas pendingin melalui putaran puli. Seperti Toyota Kijang, Mitsubishi Kuda dan lainnya, jika karet mounting dibiarkan rusak, lama-kelamaan dapat mengubah kemampuan pendinginan radiator hingga merusak rumah kipas. Oh iya, dalam penggantian mounting sebaiknya seluruh bagian ikut diganti. Untuk penggerak roda belakang, biasanya sebanyak tiga buah. Dua di samping blok mesin dan satunya di bawah transmisi.
Gerak Depan
Seperti yang dialami awak redaksi, Suzuki Aerio keluaran 2003 miliknya yang terasa getar pada seluruh kabin di saat mesin berputar idle. Getaran tersebut tentunya bukan berasal dari kondisi mesin yang kurang baik. Pasalnya, asal getaran juga dari mounting yang sudah mulai getas. Untuk mengeceknya cukup mudah untuk bagian tertentu. Jika mounting terlihat jelas, penutup karetnya dapat ditarik untuk melihat kondisi di dalamnya. Jika bagian tengah karet sudah getas dan hampir menempel dengan bagian bawah, tentunya sangat mudah getaran mesin sampai pada seluruh bodi.
Rusaknya karet mounting pada gerak roda depan juga punya dampak lain. Lama kelamaan menular pada komponen lain. Seperti as roda (CV Joint) yang bergerak tidak pada posisi semestinya. Pasalnya, bagian tersebut mendapat beban lebih setelah posisi mesin turun dan melentur. Jadi jika dibiarkan, selain membuat getar kabin juga dapat menambah bunyi-bunyian dari bagian roda saat akselerasi hingga membelok. Tambah dibiarkan, masalah tentu akan bertambah.
- sumber -